PENGARUH BUDAYA
BARAT DI INDONESIA
DISUSUN
SEBAGAI SALAH SATU TUGAS BAHASA INDONESIA
DISUSUN OLEH:
Citra Nindya Putri
Rusnandar
9.5
Pemerintah Kota Bogor
Dinas pendidikan
SMP
NEGERI 16
Jalan
baru kayumanis telp(0251)7533392 kota
bogor 16168
email : smpn16boo@gmail.com
LEMBAR
PENGESAHAN
BOGOR,
21 Februari 2015
GURU PEMBIMBING PENULIS
Mariam,S.Pd. Citra
Nindya Putri.R.
NIP.197512132007012009 NIS.121307208
WALI
KELAS
Elia
pelita julia,Sag
NIP.19690710200712013
KATA
PENGANTAR
Atas
rahmat dan karunia dari Allah S.W.T, dan kemauan yang keras di sertai bantuan
dari berbagai pihak maka dapatlah di susun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul:
“Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia Di Kalangan
Remaja”sebagai pemahaman tambahan.
Dan tak lupa kami hanturkan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para pembimbing yang telah
memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis.
Sudah tentu hasil Karya Tulis Ilmiahini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
penulis sangat memohon saran yang sifatnya konstruktif untuk kesempurnaannya.
Semoga apa yang dipaparkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas
pendidikan pada khususnya. Dan dengan segala kritikan yang bertujuan untuk
membangun dari makalah ini penulis tetap sambut dengan hati yang ikhlas.
Mudah-mudahan Allah S.W.T tetap memberkati kita semua, amin.
BOGOR, 21 Februari
2015
PENULIS
Citra Nindya Putri Rusnandar
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL …………………………………………… i
LEMBAR
PENGESAHAN..............................................2
KATA PENGANTAR …………………………………..3
DAFTAR ISI
…………………………………………....4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………….5
1.2. Rumusan Masalah…………………………………...7
1.3. tujuan penulisan....…………………………………..7
1.4 Metodelogi Penulisan
...............................................8
1.5
Sistematika Penulisan
..............................................8
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Budaya Barat…………………………...9
2.2. Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia……11
2.3. Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia di
Kalangan Remaja…………………………………….......................13
2.4. Cara
Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing…14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………..17
3.2. Saran……...…………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………......18
BIODATA
PENULIS..............................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia
adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.
Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang
majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari
berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku
bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut
terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini
kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan
kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.
Perbedaan
yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang
berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Dilihat
dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat karena
penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia
teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat, membuat kita
takjub sehingga kita hanya dapat menggelengkan kepala serta
dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa Indonesia.
Selain
penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga fenomena lain di
era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya di kalangan remaja, di mana
para remaja cenderung meniru kebudayaan barat. Salah satu contohnya
adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan baik di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khusus kalangan remaja. Pengaruh ini dapat
merambat lebih cepat ke golongan bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang
memiliki tingkat moderenisasi yanglebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya
itulah di lihat sebagai contoh dan layak di tiru karena di anggap lebih maju
dan modern.
Selektif
sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat
Umumnya
kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan
tanpa kebiasaan yang mereka miliki. Para remaja merasa gengsi kalau tidak
mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran
agama dan budayanya. Dan kini nilai-nilai kebudayaan kita semakin terkikis karena di sebabkan oleh pengaruh budaya Asing
yang masuk ke Negara kita.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau
apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul
tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme
akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan
rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa
depan bangsa.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari
upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan “nilai-tambah
kultural”. Seni-seni lokal dan nasional perlu tetap
dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui
sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan
menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya
seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal
sosial-kultural” masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan
yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
· Dampak positif dan negatif serta akibat pengaruh masuknya budaya
asing ke Indonesia khusunya di kalangan remaja.
· Bagaimana cara untuk mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya
asing ke Indonesia yang banyak merusak adat kebiasaan dan dapat menimbulkan
perilaku yang menyimpang dimasyarakat.
. Faktor-faktor utama penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia.
. Pengaruh budaya asing terhadap eksistensi jati diri bangsa
Indonesia
1.3. Manfaat dan Tujuan
Dalam karya tulis ini banyak sekali manfaat
yang dapat diambil seperti mengetahui hal-hal yang belum diketahui sebelumnya
tentang pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia di kalangan
remaja. Serta bertujuan, diantaranya untuk:
1. Memberikan informasi kepada para remaja, tentang dampak masuknya
kebudayaan Asing di Indonesia.
2. Menyadarkan para remaja akan bahaya yang mengancam negri kita dari
dalam maupun luar.
3. Mengetahui cara penanggulangan dari masalah krisis budaya
4. Memberikan gambaran kepada para remaja tentang pengaruh
masuknya kebudayaan Asing di Indonesia.
1.4 Metodelogi penulisan
Laporan ini dibuat sebagai sarana
untuk menambah pengetahuan dan sebuah karya tulis yang melaporkan tentang
pengaruh budaya asing . Laporan ini dibuat berdasarkan standart daftar isi
laporan karya ilmiah
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam
penelitian ini terdiri dari tiga bab yaitu :
·
Bab pertama, pendahuluan terdiri dari : latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan, sistematika penulisan.
·
Bab kedua,
terdiri dari lima sub bab yaitu : pengertian , pengertian budaya barat,
perkembangan budaya barat di indonesia, pengaruh kebudayaan asih terhadap
kebudayaan indonesia di kalangan remaja, cara mengatasi dampak negatif budaya barat.
·
Bab ketiga, terdiri dari : kesimpulan, saran, daftar
pustaka, lampiran, biografi penulisan
Bab II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN BUDAYA BARAT
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culturejuga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasidengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami
kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam
definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina.
Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilailogis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
2.2. Perkembangan Kebudayaan Barat di Indonesia
Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai
kebudayaan dalam waktu yang lama. Letak strategis Indonesia yang berada pasa
jalur 2 pusat perdagangan internasional pada masa lampau, India dan Cina,
memberi pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya pencampuran antara
dua budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan asli setempat.
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa
lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses
akulturasi budaya terutatama pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan teknologi
modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan
sampai ke tigkat dasar kehidupan manusia di Indonesia.
Pengaruh
interaksi dengan budaya Barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di
negara ini, di tambah dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan energi, dan
bahan industri strategis yang kian langka, serta kesenjangan penguasaan
teknologi semakin lebar berisiko pada pergeseran perbedaan dan kepentingan di
masyarakat.
Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan
selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi
cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku dan tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan
dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan
kearifan lokal yang menjadi warisan terjadi kebudayaan
masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara perlahan
mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya moden dalam
bentuk pergaulan masyarakat.
Pada
awalnya pintu masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalah melalui kegiatan
penjajahan para orang Asing di Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil
rempah-rempah dan menjajah pada umunya tetapi mereka juga menanamkan budaya
mereka untuk mencampuri kebudayaan Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan,
pada zaman sekarang pintu masuk kebudayaan Asing itu melalui kemajuan teknologi dan informasi. Oleh Siauddin Sardar menyebut
masa kini sebagai terjadinya revolusi informasi seperti diulas dalam bukunya Tantangan Dunia Islam di abad 21.
Dalam
revolusi informasi tersebut, intervensi informasi sulit dibendung oleh karena arusnya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Setiap
saat informasi yang masuk sudah dapat memasuki setiap kantor dan rumah tangga
sekalipun melalui media massa cetak dan elektronik seperti surat kabar,
televisi dan internet.
Revolusi
informasi salah satu cirinya adalah keterbukaan dan kebebasan informasi
sungguh sesuatu sulit dielakkan karena selain memberikan dampak positif seperti
adanya informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi sekaligus
dampak negatif seperti pergaulan bebas, pakaian yang memperlihatkan aurat, pola
hidup individual dan hedonis.
Julukan
yang sering dipakai untuk menggambarkan peradaban Barat dam
masyarakat-masyarakat komponen nya dewasa ini adalah peradaban “teknologis”.
Gambaran-gambaran optimistik tentang teknologi informasi dan perananya yang
bermanfaat, memajukan gagasan bahwa komputer tidak pernah salah; ia bisa
menyelesaikan semua problem masyrakat; ia bahkan dianggap sebagai “jampi-jampi
ajaib” yang bisa menyediakan informasi bagi semua orang. Kebanyakan para remaja
di negri ini telah dibodohi oleh gambaran indah dan berlebihan tentang teknologi
dan komunikasi ini.
Sejumlah
kecil negara sekarang dipandang sudah sampai ke tingkat modern, sedangkan
jumlah besarnya masih dalam proses ke arah itu. Moderenisasi kini telah bergema
di dunia. Negara-negara modern merasa bangga karena modernisasinya telah
berhasil, sedangkan negara-negara yang sedang berkembang dengan penuh gairah
menyertai gerak modernisasi itu.
Meskipun
demikian, perkembangan teknologi di bidang informasi tersebut, selain
memberikan kebebasan untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya akan tetapi
tetap ada ruang bagi masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan secara selektif
sesuai kepentingan, kebutuhan masyarakat. Disinilah peran semua pihak untuk
terlibat dalam pemberdayaan masyarakat agar mampu memilih dan memilah informasi
siaran televisi atau konten informasi di internet agar tidak terjebak dengan
informasi kebudayaan asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan
ajaran agama yanmg dianutnya.
2.3. Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di kalangan remaja
Indonesia di kenal sebagai negara multi etnis dan agama, dari
situlah Indonesia memiliki ragam Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni
yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan Indonesia kini kian
memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap
kebudayaan asli Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media elektronik,
kebudayaan barat dapat dengan mudah masuk ke Indonesia,sehingga mulai mengubah
pola pikir dan prilaku masyarakat Indonesia.
Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia
sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat
Indonesia. Dampak positif misalnya, kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, hidup disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain.
Namun dalam karya tulis lebih fokus pada
dampak negatif kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia khususnya di
kalangan remaja.
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat
terhadap masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja sudah sampai tahap
memprihatinkan karena ada kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan
bangsanya sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian
misalnya. Para remaja tidak ingin ingin dikatakan kuno, kampungan kalau tidak
mengikuti cara berpakaian ala barat karena dinilai modern, tren dan mengikuti
perkembangan zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh ajaran
agama maupun bertentangan dengan adat istiadat masyarakat secara turun temurun.
Selain cara berpakaian dan mode, pergaulan
bebas dan cara berhura-hura di kalangan remaja yang di lihat sebagi prilaku
yang menyimpang baik secara agama maupun sosial juga menjadi masalah bagi
kebudayaan di Indonesia. Umumnya kalangan remaja Indonesia
berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di
anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki.
Para remaja juga merasa bahwa kebudayaan di
negrinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi. Sehingga para remaja merasa
gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan
nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para
remaja lebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan dengan kebudayaan kita
sendiri.
2.4. Cara Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing
Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing
terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan
semua pihak terutama pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat seperti, para ulama
budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah.
· Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil
kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai
pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan sistem
pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah
dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam se-minggu saja. Tentu saja ini
kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa
sehingga memerluikan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang
study tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti
kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama.
Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong kreatifitas
guru bidang study. Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya
tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai waktunya kurang
memadai tersebut tetap setiap guru mata pelajaran umum juga dapat memasukkan
nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya.
Misalnya,
mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan
langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dimpin oleh
ulama atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan
lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut sekaligus
merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing yang inin menguasai
wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan
kebuadyaannya..
· Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan
para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan dan
sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing
dalam masyarakat khususnya kalangan generasi muda.
Keterlibatan
para tokoh agama dan budaya melalui program kerja organisasi
keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan yang lainnya dapat
diarahkan pada pembuinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis
agama.
Begitu juga peranan para budayawan dan seniman
melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang program kerja yang
diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya
hura-hura yang datang dari budaya asing.
Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh
agama dan budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada
penanaman nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan
terukur, baik dari kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses
belajar-mengajar maupun di luar sekolah seperti
remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga
dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku
sosial.
Peranan orang tua dan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling
banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling
bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh
karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku
atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang
ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam
kesesatan”.Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang
lainnya.
Peran
orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa
dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi
anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat
modern, seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga
mendidiknya. Melalu interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola
perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita dan nilai dalam keluarga dan
masyarakat.
Secara kongkrit implementasi kegiatan-kegiatan
tersebut di atas akan berdampak positif, antara lain :
· Peningkatan, penanaman dan pengamalan nilai dan norma- norma agama dan budaya di lingkungan
sekolah maupun di masyarakat secara umum.Norma agama merupakan norma yang
paling prioritas diutamakan dalam kehidupan. Agama memiliki peran yang sangat
penting khususnya di kalangan remaja.
Di sini agama berperan sebagai
pedoman yang menuntun para remaja ke prilaku yang sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat. Upaya ini dapat di lakukan para remaja melalui
efektifitas pembelajaran agama di sekolah.
Pendidikan formal atau sekolah, dalam mengantisipasi budaya-budaya
asing yang masuk. Sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib mengajarkan
pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik anak-anak agar
menjadi anak-anak yang disiplin dan berakhlah baik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh-pengaruh kebudayaan asing turut
dalam perkembangan budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan
dan alam fikiran di kalangan remaja yang dapat merusak ekosistem generasi muda
ke depanya.
3.2. Saran
Sebagai generasi muda hendaknya dapat
berperilaku yang selektif terhadap pengaruh globalisasi sesuai dengan
nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan di negrinya. Serta menanamkan
nilai-nilai pancasila dan melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baik Danjangan
lupa memiliki semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk
dalam negri.
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
Perkenalkan nama saya Citra Nindya Putri Rusnandar biasanya teman-taman memanggil
saya citra atau cicit. Saya lahir di kota bogor, tanggal 16 maret 2001. Umur
saya sekarang 13 tahun. Saya sekolah di smp negeri 16 bogor kelas 9.5. saya
anak ke 1 dari 3 bersaudara. Saya tinggal di kampung pabuaran cimanggis Rt 01
Rw 02 kecamatan tanah sareal kelurahan mekar wangi. Hobi saya yaitu lari pagi
kalau hari libur. Makanan kesukaan saya steak dan drum steak. Minuman kesukaan
milk shake dan juice alvocado.